ACARA FORUM SILATURAHMI & KAJIAN LINTAS KAMPUS      
I

Alhamdulillah.. dengan izin allah swt

DISKUSI PANEL AKBAR!!!!


telah selesai dilaksanakan…!

Tema:

"Menelusuri Jejak Rosulullah SAW from

 Macca to Madina"


Sharing: Dakwah Sirryah? Hijrah?Jam"aatul Muslimin?


Narasumber:

K.H. Dr. Asep Zaenal Aushop, M.Ag

(Sekertaris Umum MUI Kota Madya Bandung & Dosen PAI ITB)

K.H. Drs. Fahmy Lukman, M.Hum

(Pembina Masjid Al-Jihad & Dosen Sastra Arab UNPAD)

Waktu dan Tempat:

Sabtu, 15 November 2008

Pukul: 12.30 s.d 17.00 WIB

Tempat: Masjid Al-Ma’Mur Universitas Widyatama

Jalan Cikutra No.204A bandung


  Kerja Sama:

 DKM UNAS PASIM – KaMI UNIV.WIDYATAMA - UKDM UPI

UKM ROHIS & KEPUTRIAN ASY-SYIFA UNAS PASIM - FORMAIS STIE EKUITAS -  KAMMI UNISBA –

FASHIH UNISBA - LPDI STKIP PERSIS – LDK UMMI UNIKOM


Selanjutnya..........?





:: Kaatib : Ikhwan Al-Faqiir ilaa Allaah Irfan Rumi Ramadhan  ::
[Ketua DKM Marlina Buchari UNAS PASIM]

Saudara-saudari fillaah rahimakumullaah….
Ba’da hamdalah & shalawat….
Tak kenal maka ta’aruf,
Sedikit akan saya jelaskan tentang FORSIKALIKA, karena kedudukan saya dalam kesempatan ini yang diamanahi sebagai ketua FORSIKALIKA I, dalam rangka mensosialisasikan FORSIKALIKA kepada saudara-saudari fillaah rahimakumullaah….

LATAR BELAKANG HADIRNYA FORSIKALIKA
Saudara-saudari fillaah rahimakumullaah….
 ”Ada asap, karena ada api” & ”ada reaksi karena ada aksi”
FORSIKALIKA, Forum Silaturahmi & Kajian Lintas Kampus, kehadirannya dilatarbelakangi oleh pemahaman (mafhuum) terhadap Kalam Allah yang Mulia (Al-Quran Al-Kariim), Ash-Shaff ayat 4,

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang rapi (teratur) seakan-akan mereka seperti suatu bangunanyang tersusun kokoh”. (QS. Ash-Shaff : 4)

Dan qishah keteguhan, keberanian, keyakinan para agen misi, pejuang Islam pada masa Rasulullah saw yang sudah seharusnya dimiliki oleh para aktivis pergerakan-pergerakan atau organisasi-organisasi Islam level kampus.
Rab’i bin Amir, Hudzaifah bin Mihshin, dan Mughirah bin Syu‘bah pernah bertanya-jawab dengan Jenderal Rustum secara bergantian pada hari yang berbeda ketika Perang Qadisiyah. Rustum bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian datang ke sini ?” Mereka menjawab, “Allâh telah mengutus kami untuk membebaskan siapa saja—yang mau—dari penghambaan kepada hamba menuju penghambaan hanya kepada Allâh semata, dari kesempitan dunia menuju keluasannya, dan dari kelaliman agama-agama selain Islâm menuju keadilan Islâm....” (Târîkh at-Thabarî, II/401, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Beirut.1407 dalam sebuah sumber)/(Ma‘âlim fî Tharîq hlm. 75 dalam sebuah sumber)

Saudara-saudari fillaah rahimakumullaah….
Alhamdulillaahi ‘alaa kulli haal, diakui atau tidak, realitanya..... para mahasiswa/i yang aktif dalam pergerakan-pergerakan atau organisasi-organisasi Islam level kampus, saat ini seringkali dipercaya memiliki tsaqafah (wawasan) ke-Islaman yang mantap (al-raasikh fii al-’ilm (mendalam ilmunya)), dipercaya mampu mewarnai atmosfir kampus dengan Islam, sehingga tidak jarang menjadi ‘tempat’ diskusi, konsultasi, atau sharing berbagai elemen civitas academica di kampus, khususnya ketika menghadapi isu/permasalahan umat yang kontroversial. Di sisi lain, tentu ironis dan jadi masalah jika harapan tidak berbanding lurus dengan kenyataan. Padahal tentu, sudah kita pahami bersama bahwa mewujudkan, merealisasikan harapan mulia tersebut merupakan salah satu PR bagi kita semua, khususnya bagi para aktivis pergerakan Islam level kampus itu sendiri. Para mahasiswa/i yang memahami betul realita fakta dan akar permasalahan, dan solusi solutif persepektif Islam (min wijhah al-nazhr al-Islaam), itu semua berproses, ada kausalitas, thalaab al-‘ilm
Al-‘Allamah Al-Imam Malik ra (mujahid ilmu) menasihati Khalifah pada masanya (kalau tidak salah Khalifah Harun al-Rasyid), bahwa kitalah yang mencari ilmu, bukan ilmu yang mencari kita. Dengan kata lain, ada proses kausalitas, thalabul ‘ilm. Saya teringat dengan tausiyah salah seorang ikhwah (kurang lebih) ‘seseorang yang jadi ahli ilmu itu senantiasa senang dengan ilmu, meski pun ia telah mengetahui, mendengar ilmu tsb. berkali-kali’.

Alhamdulillaahil qaa’il,

“...Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.....”(QS. Al-Ra’d : 11)

Lafaz anfus yang merupakan jamak dari lafaz nafs, dalam bahasa Arab adalah lafaz musytarak (sama dengan lafaz bai’at), yakni lafaz yang memiliki banyak makna (sudah banyak para ulama yang menjelaskannya, ulama ahli bahasa, ulama ushul fiqh, -). Lafaz maa bi anfusihim dalam konteks ayat tersebut lebih tepat jika diartikan dengan “sesuatu yang ada di dalam pikiran mereka” atau “pemahaman mereka”.

Saudara-saudari fillaah rahimakumullaah….
Ini ialah sunnatullah yang telah ditetapkan Allah pada diri manusia, bahwa PERUBAHAN harus dimulai dari berubahnya pandangan (pemahaman). Dari sinilah, dituntut usaha, upaya untuk meluruskan kepribadian dari kepribadian yang warna-warni menjadi kepribadian yang khas, unik dengan membentuk mafhuum yang dibangun berdasarkan kaidah Islam. Mafhuum inilah yang akan membentuk ‘aqliyyah dan nafsiyyah-nya. Ini ialah PR untuk kita upayakan bersama.

Saudara-saudari fillaah rahimakumullaah….
Sampai detik ini, pemahaman-pemahaman sesat menyesatkan seperti SEPILIS (sekularisme, pluralisme, liberalisme), derivat-derivatnya, dan pemahaman-pemahaman sesat lainnya, begitu gencar di’dakwahkan’ oleh para pengembannya ke seluruh elemen masyarakat, terlebih lagi elemen kampus dengan mahasiswa/i-nya yang dipercaya, diamanahi sebagai agent of change. Agent of change ? Ya ! Yang tentu potensial bisa menjadi agent of change bagi perubahan ke arah Islam atau sebaliknya. Ini ialah PR kita semua. Sehingga, kehadiran sebuah forum silaturahmi dan kajian lintas kampus (FORSIKALIKA) yang secara fungsional mewadahi pergerakan-pergerakan atau organisasi-organisasi ke-Islaman level kampus, memang diperlukan dan tentu dengan orientasi mewujudkan tujuan-tujuan fungsionalnya.

Disisi lain, menghadapi gencarnya arus pemahaman-pemahaman yang menyerang Islam, sudah seharusnya pergerakan-pergerakan atau organisasi-organisasi ke-Islaman level kampus membangun kekuatan, memfungsikan organisasinya ;
Tashfiyah al-Afkaar al-Islaamiyyah (memurnikan pemikiran-pemikiran Islam),
Tansiq al-Haraakah al-Islaamiyyah fil Madrasah (membangun koordinasi antarpergerakan/antarorganisasi Islam level kampus).

TUJUAN FUNGSIONAL FORSIKALIKA
Bersama-sama membangun kesadaran terhadap Islam ; mempelajarinya, memahaminya, mengamalkannya, mendakwahkannya, melakukan aktivitas Tashfiyah al-Afkaar al-Islaamiyyah (memurnikan pemikiran-pemikiran Islam), khususnya antarorganisasi ke-Islaman level kampus.

Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah. (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.(QS. Asy-Syuura : 10)

Diriwayatkan ada sebuah hadits,
Al-Islaama ya’lu wa laa yu’la ‘alaih
“Islam itu tinggi dan tiada yang lebih tinggi daripada Islam”

Menyampaikan kritikan yang mengandung kebenaran,
“Orang yang tidak mau berbicara tentang kebenaran adalah syaithan bisu”
(HR. Abu ‘Ali Al-Daqqaq)

Sayyidina Umar bin Al-Khaththab diriwayatkan berkata -kurang lebih-
“Agama & kebaikan apakah yang dimiliki oleh seseorang jika ia melihat hukum - hukum Allah dilanggar, sunnah - sunnah Rasul diabaikan, hatinya dingin,
lidahnya bisu seperti bisu…”

Syaikhuna Nawawi Al-Bantani (nb : Ulama Banten yang terkenal mendunia), dalam Qaami’ al-Thughyaan ‘alaa Mandhuumati Syu’aab al-Iiman menjelaskan bahwa menyebarkan ilmu syari’at termasuk diantara 77 cabang keimanan.

Syaikhuna Abdul Qadir Jailani (Al-Fath ar-Rabbani wa Faydh ar-Rahmani) ;
Hancurnya agama anda karena 4 hal, “tidak mengamalkan apa yang diketahui, anda mengamalkan apa yang anda tidak ketahui, anda tidak mencari tahu apa yang anda tidak ketahui, anda menolak orang yang mengajari
anda apa yang tidak anda ketahui.”

Dan tidak salah apa yang dinyatakan oleh al-‘Allamah al-Syaikh Taqiyu ad-Din An-Nabhani dalam kitab-kitabnya bahwa tingkah laku (suluk) seseorang itu dipengaruhi oleh pemahamannya (mafhuum. mafaahiim)

Bersama-sama memperluas dan mempererat jaringan shilah al-rahiim, shilah al-ukhuwah, shilah al-fikr, shilah al-tsaqafi, menyatukan kekuatan, mewujudkan persaudaraan yang kokoh khususnya antarorganisasi ke-Islaman level kampus.

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ
 إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman laki laki dan perempuan, mereka satu sama lain saling memimpin. Mereka menyuruh berbuat yang baik, melarang mengerjakan yang salah mereka tetap mengerjakan shalat memberi zakat dan mereka patuh pada Allah dan Rasul Nya. Itulah orang –orang yang akan diberikan rahmat oleh Allah sesunguhnya Allah maha perkasa dan Bijaksana (QS. At-Taubah: 71)

Pada ayat tersebut Allah telah menjelaskan sifat orang orang yang beriman, sifat itu bertentangan secara diametral dengan sifat orang-orang munafiq. Orang-orang mu’min menjadi auliya’ (penolong) bagi mu’min yang lainnya. Disini kata auliya berasal dari kata walayah yang artinya saling menolong.

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang rapi (teratur) seakan-akan mereka seperti suatu bangunanyang tersusun kokoh”. (QS. Ash-Shaff : 4)

”..... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.(QS. Al-Maidah : 2)

“Perumpamaan kaum muslimin dalam rasa kasih sayang adalah ibarat tubuh yang satu, apabila ada bagian tubuh yang sakit maka meradanglah bagian tubuh yang lain sehingga terasa demam dan susah tidur.” (Muttafaq ‘alaih)

“Seorang mukmin dengan mukmin yang lain adalah ibarat bangunan yang saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya, kemudian Rasulullah saw menyilangkan antara jari jemarinya” (Muttafaq ‘alaih)

“Tidaklah sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaq ‘alaih)

Dan masih banyak lagi penjelasan para ulama tentang keutamaan ilmu (fadhaail al-‘ilm), keutamaan menuntut ilmu (thalab al-‘ilm) & keutamaan menjalin silaturahmi (shilah al-rahiim), berdasarkan pemahaman mereka terhadap al-Quran al-Kariim & as-Sunnah.

INFO KEANGGOTAAN
Keanggotaan FORSIKALIKA bersifat fungsional atau dengan kata lain non-struktural. FORSIKALIKA bukan lembaga, tetapi lebih berorientasi fungsional. Menyatukan fungsi ; visi & misi ; organisasi-organisasi ke-Islaman level kampus : para agen misi ; mahasiswa/i muslim ; aktivis dakwah agent of change pejuang Islam.
FORSIKALIKA dalam penyelenggaraan acara kajian lintas kampus, membentuk kepanitiaan gabungan dari berbagai elemen organisasi-organisasi ke-Islaman level kampus.
Keanggotaan FORSIKALIKA bersifat terbuka, tidak dibatasi jumlah. Terbuka untuk semua selama satu visi dan misi untuk Islam.

KHATIMAH

َالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ احْفَظْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
 اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ َصَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
اَللّهُمَّ ثَبِّتْنَا عَلَى دِيْنِكَ وَحَمْلِ دَعْوَتِكَ إلَى أنْ نَّلْقَاكَ
“Yaa Allah teguhkanlah kami atas agama-Mu dan atas perjuangan mengemban dakwah-Mu hingga kami menemui-Mu”.
اَللّهُمَّ آزِرْنَا بِمَنْ يَّحْمِلُوْنَ مَعَنََا الدَّعْوَةَ وَ عِبْأهَا وَ هَمَّهَا وَ مَسْؤُوْلِيَّتَهَا
“Yaa Allah, kokohkanlah kami dengan orang-orang yang bersama-sama kami dalam perjuangan mengemban dakwah serta dalam memikul tugas, cita-cita dan tanggung jawab dakwah”.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Katakanlah: "Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi”[QS. Saba’ : 49]

”Dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap".
Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.”
[QS. al-Israa’ : 81]

Wa nahnu ‘alâ dzâlika minasy-syâhidiin, wasy-syâkiriina
wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamiin
آخِر الكَلاَمِ
Âkhiru da’wânâ anil hamdulillâhi rabbil ’ âlamiin
Tammat
Wallâhu a‘lam bi ash-shawâb []

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته   






Saran